Rabu, 27 Februari 2013

ADAB BAGI PENCARI ILMU


Ilmu adalah sesuatu yang mulia. Artinya, ia juga memerlukan tempat yang mulia. Yakni hati para pencari ilmu yang senantiasa bersih. Jika tidak, adanya ilmu tidak malah membawa kepada  keridhaan Allah Subhanahu wa Taala, karena ia tidak memberikan manfaat kepada penuntutnya.
Nah, berikut ini adalah beberapa sifat yang harus dimiliki oleh pencari ilmu, hingga diri mereka menjadi rumah ideal bagi ilmu itu sendiri.

Akhlak Mulia
Murid yang baik adalah mereka yang senantiasa membersihkan hati dari akhlak yang tidak baik, seperti dengki, sombong, marah, atau merasa ta'ajub terhadap dirinya. Bisa saja seseorang yang berakhlak buruk memperoleh ilmu, namun bukan ilmu yang bermanfaat untuk akhiratnya.  Imam Al Ghazali mengibaratkan orang seperti itu bagai meminum racun, padahal ia tahu bahwa yang diminumnya adalah racun mematikan.

Mengutamakan llmu Dibanding Lainnya
Pencari ilmu hendaknya lebih menyibukkan diri kepada ilmu dibanding akivitas-akivitas dunia lainnya. Hal ini sesuai dengan sebuah ungkapan para salaf "llmu tidak akan memberikan sebagian darinya kepadamu, sebelum engkau memberikan semuanya kepadanya.”

Tidak Sombong terhadap lmu dan Guru
Para murid wajib menghormati guru mereka, sebagaimana tercermin dari apa yang dilakukan lbnu Abbas kepada Zaid bin Tsabit. Lbnu Abbas rela mempersilakan Zaid menaiki tunggangannya, walau beliau harus turun, dengan mengatakan, "Demikianlah perbuatan yang diperintahkan kepada kita terhadap ulama.” (At Thabarani dishahihkan oleh Al Hakim). Sikap sombong terhadap ilmu dan guru bisa menghalangi murid mendapatkan ilmu. Sebab, karena ia merasa cukup dengan apa yang ia peroleh dan gengsi jika mengambil pengetahuan dari guru dan ilmu yang ia anggap rendah.

Sabar Menjalani Tingkatan-tingkatan Keilmuan
llmu amatlah luas dan karena kelemahan manusia dan keterbatasan umur, kita tidak mampu menguasai banyak ilmu dalam waktu yang singkat, sehingga pencari ilmu hendaknya bersabar dalam melalui tingkatan-tinkatan dalam penguasaan ilmu.  Dan seorang penuntut ilmu hendaklah tidak berpindah kepada materi ilmu lainnya, sebelum menguasai dengan baik materi sebelumnya dan mengamalkannya jika ilmu tersebut berkenaan denganp perintah agama.

Mengetahui llmu yang Diprioritaskan
Dalam dunia pendidikan, ada banyak disipilin ilmu yang bisa dipelajari. Hal ini menuntut kepada pencari ilmu untuk mengetahui mana ilmu yang harus dipelajari terlebih dahulu, dibanding ilmu lainnya. Dalam lslam sendiri telah diperinci mana ilmu yang fardhu 'ain dipelajari, dan mana yang fardhu kifayah. Juga sudah jelas mana ilmu sunnah, mubah, makruh, dan haram dipelaiari.

Orientasinya Benar
Bagi para pencari ilmu, niat baik sebelum mencari ilmu adalah hal yang perlu diutamakan. Hendaknya mereka mencari ilmu dalam rangka untuk wasilah mendekatkan diri kepada Allah, bukan untuk tujuan meraih materi, kedudukan di mata manusia atau kekuasaan. Dalam sebuah Hadits disebutkan, "Barangsiapa mencari ilmu yang bermanfaat bagi akhirat, namun diinginkan darinya kenikmatan dunia, maka ia tidak akan mencium bau surga." (Riwayat Abu Dawud). 
Ilmu adalah sesuatu yang mulia. Artinya, ia juga memerlukan tempat yang mulia. Yakni hati para pencari ilmu yang senantiasa bersih. Jika tidak, adanya ilmu tidak malah membawa kepada  keridhaan Allah Subhanahu wa Taala, karena ia tidak memberikan manfaat kepada penuntutnya.
Nah, berikut ini adalah beberapa sifat yang harus dimiliki oleh pencari ilmu, hingga diri mereka menjadi rumah ideal bagi ilmu itu sendiri.

Akhlak Mulia
Murid yang baik adalah mereka yang senantiasa membersihkan hati dari akhlak yang tidak baik, seperti dengki, sombong, marah, atau merasa ta'ajub terhadap dirinya. Bisa saja seseorang yang berakhlak buruk memperoleh ilmu, namun bukan ilmu yang bermanfaat untuk akhiratnya.  Imam Al Ghazali mengibaratkan orang seperti itu bagai meminum racun, padahal ia tahu bahwa yang diminumnya adalah racun mematikan.

Mengutamakan llmu Dibanding Lainnya
Pencari ilmu hendaknya lebih menyibukkan diri kepada ilmu dibanding akivitas-akivitas dunia lainnya. Hal ini sesuai dengan sebuah ungkapan para salaf "llmu tidak akan memberikan sebagian darinya kepadamu, sebelum engkau memberikan semuanya kepadanya.”

Tidak Sombong terhadap lmu dan Guru
Para murid wajib menghormati guru mereka, sebagaimana tercermin dari apa yang dilakukan lbnu Abbas kepada Zaid bin Tsabit. Lbnu Abbas rela mempersilakan Zaid menaiki tunggangannya, walau beliau harus turun, dengan mengatakan, "Demikianlah perbuatan yang diperintahkan kepada kita terhadap ulama.” (At Thabarani dishahihkan oleh Al Hakim). Sikap sombong terhadap ilmu dan guru bisa menghalangi murid mendapatkan ilmu. Sebab, karena ia merasa cukup dengan apa yang ia peroleh dan gengsi jika mengambil pengetahuan dari guru dan ilmu yang ia anggap rendah.

Sabar Menjalani Tingkatan-tingkatan Keilmuan
llmu amatlah luas dan karena kelemahan manusia dan keterbatasan umur, kita tidak mampu menguasai banyak ilmu dalam waktu yang singkat, sehingga pencari ilmu hendaknya bersabar dalam melalui tingkatan-tinkatan dalam penguasaan ilmu.  Dan seorang penuntut ilmu hendaklah tidak berpindah kepada materi ilmu lainnya, sebelum menguasai dengan baik materi sebelumnya dan mengamalkannya jika ilmu tersebut berkenaan denganp perintah agama.

Mengetahui llmu yang Diprioritaskan
Dalam dunia pendidikan, ada banyak disipilin ilmu yang bisa dipelajari. Hal ini menuntut kepada pencari ilmu untuk mengetahui mana ilmu yang harus dipelajari terlebih dahulu, dibanding ilmu lainnya. Dalam lslam sendiri telah diperinci mana ilmu yang fardhu 'ain dipelajari, dan mana yang fardhu kifayah. Juga sudah jelas mana ilmu sunnah, mubah, makruh, dan haram dipelaiari.

Orientasinya Benar
Bagi para pencari ilmu, niat baik sebelum mencari ilmu adalah hal yang perlu diutamakan. Hendaknya mereka mencari ilmu dalam rangka untuk wasilah mendekatkan diri kepada Allah, bukan untuk tujuan meraih materi, kedudukan di mata manusia atau kekuasaan. Dalam sebuah Hadits disebutkan, "Barangsiapa mencari ilmu yang bermanfaat bagi akhirat, namun diinginkan darinya kenikmatan dunia, maka ia tidak akan mencium bau surga." (Riwayat Abu Dawud).